Pindad Bidik Ekspor Amunisi ke Asia Tenggara
11 Oktober 2017
Produk amunisi Pindad (photo : Pindad)
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- PT Pindad (Persero) mengaku masih melakukan penjajakan terkait program ekspor produknya. Ekspor munisi kaliber kecil (mkk) dan munisi kaliber besar (mkb) dari pihaknya kemungkinan akan dilakukan di kawasan Asia Tenggara.
"Kita ada beberapa penjajakan di kawasan ASEAN terkait ekspor amunisi senjata. Dan mengenai ekspor ini, kita pasti akan melakukan sesuai dengan aturan perizinan yang telah ditetapkan pemerintah, baik Kementerian Pertahanan (Kemenhan) maupun Panglima TNI," kata Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose saat ditemui wartawan di Turen, Kabupaten Malang, Senin (9/10).
Abraham menyebutkan, pihaknya sebelumnya berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar Rp 2,3 triliun. Pendapatan ini diharapakan dapat meningkat sekitar Rp 2,7 triliun di tahun ini, kemudian meningkat menjadi Rp 2,9 triliun pada 2018.
PT Pindad baru saja meletakkan batu pertama pembangunan pabrik amunisi di Turen Kabupaten Malang. Pabrik ini kemungkinan akan mulai beroperasi sekitar akhir 2018 atau awal 2019. Dengan adanya pabrik ini, PT Pindad berharap dapat meningkatkan jumlah produksi munisi kaliber kecil. (Republika)
PT Pindad Target Produksi Munisi 275 Juta Butir/Tahun
Malang - PT Pindad membangun pabrik baru untuk menambah jumlah produksi munisi. Setiap tahun ditargetkan bisa memproduksi 275 juta butir munisi kelas kecil (MKK).
"Diharapkan jumlah produksi munisi kelas kecil bisa bertambah hingga 275 juta butir per tahun," kata Direktur PT Pindad Abraham Mose usai ground breaking di Pindad, Turen, Kabupaten Malang, Senin (9/10/2017).
Menurut Abraham, Pindad saat ini hanya mampu memproduksi 165 juta butir per tahun untuk MKK. Jumlah itu sangat jauh, jika ingin memenuhi kebutuhan TNI serta olahraga.
"Untuk itu dilakukan perluasan pabrik, agar jumlah produksi ikut bertambah. Karena dari produksi sekarang (165 juta butir) belum mampu memenuhi kebutuhan TNI dan olahraga," tegasnya.
Abraham juga menyinggung adanya rencana kerjasama dengan negara sahabat, seperti Ceko, Kanada, serta negara lain. Yang kini masih dalam tahap komunikasi, belum final.
"Kami lagi mengkaji untuk bekerjasama dengan negara sahabat, yakni Ceko, Kanada serta negara lain. Belum berjalan, karena masih menghitung bagi hasilnya," ujar Abraham.
Dalam kerjasama itu diharapkan mampu menunjang peningkatan munisi kelas kecil serta kendaraan tempur atau tank.
"Kita sudah pamerkan dalam HUT TNI di Cilegon kemarin, ranpur hasil inovasi anak bangsa. Kita akan terus berupaya mengejar ketertinggalan, harapannya semua kebutuhan munisi kelas kecil total dari Pindad," tegasnya.
Abraham mengungkapkan, tahun ini Pindad menargetkan pendapatan sebesar Rp 2,9 triliun. Nilai ini, lanjut dia, meningkat dibandingkan tahun lalu hanya Rp 2,3 triliun. "2018 kita targetkan sebanyak Rp 2,9 sampai Rp 3 triliun," tandasnya. (Detik)
Produk amunisi Pindad (photo : Pindad)
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- PT Pindad (Persero) mengaku masih melakukan penjajakan terkait program ekspor produknya. Ekspor munisi kaliber kecil (mkk) dan munisi kaliber besar (mkb) dari pihaknya kemungkinan akan dilakukan di kawasan Asia Tenggara.
"Kita ada beberapa penjajakan di kawasan ASEAN terkait ekspor amunisi senjata. Dan mengenai ekspor ini, kita pasti akan melakukan sesuai dengan aturan perizinan yang telah ditetapkan pemerintah, baik Kementerian Pertahanan (Kemenhan) maupun Panglima TNI," kata Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose saat ditemui wartawan di Turen, Kabupaten Malang, Senin (9/10).
Abraham menyebutkan, pihaknya sebelumnya berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar Rp 2,3 triliun. Pendapatan ini diharapakan dapat meningkat sekitar Rp 2,7 triliun di tahun ini, kemudian meningkat menjadi Rp 2,9 triliun pada 2018.
PT Pindad baru saja meletakkan batu pertama pembangunan pabrik amunisi di Turen Kabupaten Malang. Pabrik ini kemungkinan akan mulai beroperasi sekitar akhir 2018 atau awal 2019. Dengan adanya pabrik ini, PT Pindad berharap dapat meningkatkan jumlah produksi munisi kaliber kecil. (Republika)
PT Pindad Target Produksi Munisi 275 Juta Butir/Tahun
Malang - PT Pindad membangun pabrik baru untuk menambah jumlah produksi munisi. Setiap tahun ditargetkan bisa memproduksi 275 juta butir munisi kelas kecil (MKK).
"Diharapkan jumlah produksi munisi kelas kecil bisa bertambah hingga 275 juta butir per tahun," kata Direktur PT Pindad Abraham Mose usai ground breaking di Pindad, Turen, Kabupaten Malang, Senin (9/10/2017).
Menurut Abraham, Pindad saat ini hanya mampu memproduksi 165 juta butir per tahun untuk MKK. Jumlah itu sangat jauh, jika ingin memenuhi kebutuhan TNI serta olahraga.
"Untuk itu dilakukan perluasan pabrik, agar jumlah produksi ikut bertambah. Karena dari produksi sekarang (165 juta butir) belum mampu memenuhi kebutuhan TNI dan olahraga," tegasnya.
Abraham juga menyinggung adanya rencana kerjasama dengan negara sahabat, seperti Ceko, Kanada, serta negara lain. Yang kini masih dalam tahap komunikasi, belum final.
"Kami lagi mengkaji untuk bekerjasama dengan negara sahabat, yakni Ceko, Kanada serta negara lain. Belum berjalan, karena masih menghitung bagi hasilnya," ujar Abraham.
Dalam kerjasama itu diharapkan mampu menunjang peningkatan munisi kelas kecil serta kendaraan tempur atau tank.
"Kita sudah pamerkan dalam HUT TNI di Cilegon kemarin, ranpur hasil inovasi anak bangsa. Kita akan terus berupaya mengejar ketertinggalan, harapannya semua kebutuhan munisi kelas kecil total dari Pindad," tegasnya.
Abraham mengungkapkan, tahun ini Pindad menargetkan pendapatan sebesar Rp 2,9 triliun. Nilai ini, lanjut dia, meningkat dibandingkan tahun lalu hanya Rp 2,3 triliun. "2018 kita targetkan sebanyak Rp 2,9 sampai Rp 3 triliun," tandasnya. (Detik)
0 Response to "Pindad Bidik Ekspor Amunisi ke Asia Tenggara"
Post a Comment