Lima KRI Pengawal Samudera Purna Tugas
16 Agustus 2019
KRI Slamet Riyadi 352, frigates buatan De Schelde, Vlissingen, Belanda 1967 (photo : TNI AL)
Dinamika perubahan lingkungan strategis yang semakin kompleks dan berubah begitu cepat, telah menuntut TNI dan TNI Angkatan Laut untuk menyusun suatu program pembangunan kekuatan yang Tangguh dalam system pertahanan negara. Pembangunan kekuatan pertahanan negara ini tidak hanya melalui penambahan alutsista saja, namun juga melaksanakan peremajaan dan penghapusan bagi alutsista yang telah memasuki tahapan akhir dari masa daur hidupnya (Life Cycle).
Hal tersebut disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, S.E., M.M.,dalam amanat tertulisnya yang dibacakan oleh Panglima Komando Armada II (Pangkoarmada II) Laksda TNI Mintoro Yulianto, S.Sos, M.Si., selaku Irup Penurunan Ular-ular Perang KRI Koarmada II, bertempat di Dermaga Madura Markas Komando Armada II. Jum’at (16/08/2019).
KRI Ki Hajar Dewantara 364, training frigates buatan Uljanic SY, Split, Yugoslavia 1981 (photo : TNI AL)
Lima kapal perang di jajaran Koarmada II yang telah memasuki tahap akhir dari masa tugasnya antara lain KRI Slamet Riyadi- 352, KRI Ki Hajar Dewantara- 364, KRI Teluk Penyu -513, KRI Nusa Utara -584 dan KRI Sambu- 902.
Lebih lanjut Kasal menyampaikan jika upacara penghapusan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang dilaksanakan pada hari ini, merupakan salah satu bentuk rangkaian pembangunan kekuatan TNI Angkatan Laut, yang sekaligus juga merupakan wujud penghargaan yang tinggi terhadap dharma bakti kelima KRI di jajaran Koarmada II tersebut.
KRI Teluk Penyu 513. Landing Ship Tank, buatan Korea-Tacoma SY, Masan, Korea Selatan 1981 (photo : AstianNews)
Kasal menambahkan bahwa sejumlah prestasi maupun pencapaian hasil penugasan yang sangat membanggakan telah ditorehkan dengan tinta emas oleh KRI Slamet Riyadi 352, KRI Ki Hajar Dewantara 364, KRI Teluk Penyu 513, KRI Nusa Utara 584 dan KRI Sambu 902. Sejak awal penugasannya, ke-5 KRI tersebut telah melaksanakan berbagai penugasan baik dalam Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OSMP).
“Dengan demikian, sungguh sangat pantas bagi kita selaku generasi penerus TNI AL untuk melepas masa dharma bhakti ke lima kapal perang yang pernah mengharumkan nama bangsa Indonesia, TNI dan TNI Angkatan Laut ini dalam sebuah upacara militer yang hikmat dan penuh dengan kebanggaan. Memang tidak mudah melepas kepergian ke lima patriot ini, namun kita harus meyakini bahwa semangat pengabdian dari bahtera-bahtera pengawal samudera ini tetap akan menjadi penyulut semangat pengabdian kita semua sebagai prajurit Jalasena “, tegas Kasal dalam amanatnya.
KRI Nusa Utara 584, Landing Craft Utility, buatan PT PAL tahun 1978 (photo : Kaskus Militer)
Orang nomor satu di tubuh TNI AL ini juga menyampaikan sebuah pesan kepada seluruh prajurit TNI AL melalui sepatah kata bijak yakni “Ketika sebuah kapal sudah terlepas dari pandangan mata, tidak berarti perjalananya usai, namun justru itu menandakan ia memasuki track atau jalur berikutnya “.
Senada dengan Kasal, Pangkoarmada II Laksda TNI Mintoro Yulianto, S.Sos, M.Si menambahkan bahwa dharma bakti yang telah diberikan oleh ke-5 kapal perang tersebut kepada bangsa dan negara, patut menjadi tauladan dan penyemangat bagi ABK KRI lainnya dalam memberikan pengabdian kepada bangsa dan negara.
KRI Sambu 902, Replenishment Oiler Ship, buatan Zhdanov Shipyard, Leningrad, Rusia tahun 1958 (photo :ordendebatallainternacional)
“Jadikanlah upacara pelepasan yang penuh dengan penghargaan terhadap ke lima Kapal Perang Republik Indonesia ini sebagai obor penyulut tekad kita dalam memberikan pengabdian yang terbaik kepada bangsa dan negara, TNI dan TNI Angkatan Laut “, tegas Pangkoarmada II.
Hadir sebagai deputasi antara lain Irkoarmada II, Koorsahli Pangkoarmada II, Asisten Pangkoarmada II, Sahli Pangkoarmada II, Kasatker Koarmada II, Komandan KRI di Pangkalan Surabaya.
(TNI AL)
KRI Slamet Riyadi 352, frigates buatan De Schelde, Vlissingen, Belanda 1967 (photo : TNI AL)
Dinamika perubahan lingkungan strategis yang semakin kompleks dan berubah begitu cepat, telah menuntut TNI dan TNI Angkatan Laut untuk menyusun suatu program pembangunan kekuatan yang Tangguh dalam system pertahanan negara. Pembangunan kekuatan pertahanan negara ini tidak hanya melalui penambahan alutsista saja, namun juga melaksanakan peremajaan dan penghapusan bagi alutsista yang telah memasuki tahapan akhir dari masa daur hidupnya (Life Cycle).
Hal tersebut disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, S.E., M.M.,dalam amanat tertulisnya yang dibacakan oleh Panglima Komando Armada II (Pangkoarmada II) Laksda TNI Mintoro Yulianto, S.Sos, M.Si., selaku Irup Penurunan Ular-ular Perang KRI Koarmada II, bertempat di Dermaga Madura Markas Komando Armada II. Jum’at (16/08/2019).
KRI Ki Hajar Dewantara 364, training frigates buatan Uljanic SY, Split, Yugoslavia 1981 (photo : TNI AL)
Lima kapal perang di jajaran Koarmada II yang telah memasuki tahap akhir dari masa tugasnya antara lain KRI Slamet Riyadi- 352, KRI Ki Hajar Dewantara- 364, KRI Teluk Penyu -513, KRI Nusa Utara -584 dan KRI Sambu- 902.
Lebih lanjut Kasal menyampaikan jika upacara penghapusan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang dilaksanakan pada hari ini, merupakan salah satu bentuk rangkaian pembangunan kekuatan TNI Angkatan Laut, yang sekaligus juga merupakan wujud penghargaan yang tinggi terhadap dharma bakti kelima KRI di jajaran Koarmada II tersebut.
KRI Teluk Penyu 513. Landing Ship Tank, buatan Korea-Tacoma SY, Masan, Korea Selatan 1981 (photo : AstianNews)
Kasal menambahkan bahwa sejumlah prestasi maupun pencapaian hasil penugasan yang sangat membanggakan telah ditorehkan dengan tinta emas oleh KRI Slamet Riyadi 352, KRI Ki Hajar Dewantara 364, KRI Teluk Penyu 513, KRI Nusa Utara 584 dan KRI Sambu 902. Sejak awal penugasannya, ke-5 KRI tersebut telah melaksanakan berbagai penugasan baik dalam Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OSMP).
“Dengan demikian, sungguh sangat pantas bagi kita selaku generasi penerus TNI AL untuk melepas masa dharma bhakti ke lima kapal perang yang pernah mengharumkan nama bangsa Indonesia, TNI dan TNI Angkatan Laut ini dalam sebuah upacara militer yang hikmat dan penuh dengan kebanggaan. Memang tidak mudah melepas kepergian ke lima patriot ini, namun kita harus meyakini bahwa semangat pengabdian dari bahtera-bahtera pengawal samudera ini tetap akan menjadi penyulut semangat pengabdian kita semua sebagai prajurit Jalasena “, tegas Kasal dalam amanatnya.
KRI Nusa Utara 584, Landing Craft Utility, buatan PT PAL tahun 1978 (photo : Kaskus Militer)
Orang nomor satu di tubuh TNI AL ini juga menyampaikan sebuah pesan kepada seluruh prajurit TNI AL melalui sepatah kata bijak yakni “Ketika sebuah kapal sudah terlepas dari pandangan mata, tidak berarti perjalananya usai, namun justru itu menandakan ia memasuki track atau jalur berikutnya “.
Senada dengan Kasal, Pangkoarmada II Laksda TNI Mintoro Yulianto, S.Sos, M.Si menambahkan bahwa dharma bakti yang telah diberikan oleh ke-5 kapal perang tersebut kepada bangsa dan negara, patut menjadi tauladan dan penyemangat bagi ABK KRI lainnya dalam memberikan pengabdian kepada bangsa dan negara.
KRI Sambu 902, Replenishment Oiler Ship, buatan Zhdanov Shipyard, Leningrad, Rusia tahun 1958 (photo :ordendebatallainternacional)
“Jadikanlah upacara pelepasan yang penuh dengan penghargaan terhadap ke lima Kapal Perang Republik Indonesia ini sebagai obor penyulut tekad kita dalam memberikan pengabdian yang terbaik kepada bangsa dan negara, TNI dan TNI Angkatan Laut “, tegas Pangkoarmada II.
Hadir sebagai deputasi antara lain Irkoarmada II, Koorsahli Pangkoarmada II, Asisten Pangkoarmada II, Sahli Pangkoarmada II, Kasatker Koarmada II, Komandan KRI di Pangkalan Surabaya.
(TNI AL)
0 Response to "Lima KRI Pengawal Samudera Purna Tugas"
Post a Comment