Menhan Baru Masih Evaluasi Kerja Sama Pesawat Tempur KFX/IFX

01 November 2019


Pesawat tempur KFX/IFX (photo : Defense Times)

Indonesia evaluasi kerja sama KFX/IFX dengan Korea Selatan

Kementerian Pertahanan akan mengevaluasi kembali proyek kerja sama pembuatan pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan.

Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan kementeriannya akan mempelajari kembali rencana kerja sama proyek tersebut.

"Belum ada putusan tapi memang masih kita evaluasi," ujar Sakti Wahyu Trenggono di kementerian koordinator politik hukum dan keamanan pada Kamis.

Sebelumnya, pesawat tempur KFX dan IFX merupakan pesawat tempur generasi 4.5 yang mengungguli pesawat tempur jenis F-16 dan F-18 buatan Amerika Serikat (AS).

Dalam produksinya, Pemerintah Indonesia melibatkan PT Dirgantara Indonesia.

Pembiayaan proyek ini menggunakan skema 80 persen dari pemerintah Korea Selatan dan 20 persen dari pemerintah Indonesia.

Kerja sama pengembangan proyek tersebut telah dilakukan sejak 2011 lalu berlaku hingga 2026 mendatang. (AA)


Kokpit KFX/IFX (photo : ROK Armed Forces)

Korea Selatan Pamerkan Jet Tempur Terbaru KF-X, Simak Speknya

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan memamerkan mockup jet tempur terbaru KF-X dalam pameran ADEX 2019 di Seoul, 15 Oktober 2019. Korea Aerospace Industries (KAI) baru menyelesaikan desain pesawat itu, September lalu.

Pada Februari 2019 tim KF-X menetapkan desain C109 yang lebih besar. Dengan berat lepas landas maksimum 25,6 ton dan muatan 7,7 ton, KF-X dapat mencapai jarak 2.900 km.

KF-X memiliki 10 pembawa senjata, dan KAI pertama-tama akan memfokuskan pengembangannya untuk membawa rudal udara ke udara Diehl IRIS-T dan MBDA Meteor. KF-X telah memilih meriam M61 Vulcan, yang dipasang di sisi port.

Tata letak kokpit mirip dengan F-35, dengan layar utama touch screen 8x20 inci dan kontrol sidestick. Sekitar 65 persen dari proyek akan diproduksi oleh perusahaan lokal, termasuk Hanwha Defense, yang akan menghasilkan turbofan General Electric F414 di bawah lisensi, serta roda pendaratan, aktuator kontrol, dan komponen lainnya.


KFX dengan rudal udara ke udara Diehl IRIS-T dan MBDA Meteor (photo : NG)

LIGNex1 akan memproduksi peralatan elektronik, tampilan head-up, dan sistem radio. KF-X akan melanjutkan dengan datalink LIGNex1 asli, meskipun KAI mengatakan bahwa tautan NATO seperti Link 16 akan dipertimbangkan setelah program lebih matang.

Hanwha juga telah mengembangkan  sistem pencarian dan lacak inframerahnya sendiri dan radar AESA 1.088-TRM (modul pengiriman-terima) dengan jangkauan 110 km, yang merupakan dua dari empat item utama yang tidak disetujui untuk alih teknologi oleh Amerika Serikat.

Meskipun tidak terlibat dalam program radar KF-X, LIGNex1 dalam proyek tiga tahun untuk mengembangkan radar AESA sendiri, yang dikenal sebagai Laser-A. Perusahaan mengatakan akan memiliki lebih banyak TRM daripada kompetitornya dan jangkauan 120 km.

Pabrik KAI di Sacheon telah menyiapkan jalur KF-X dan bertujuan untuk peluncuran prototipe pada kuartal pertama 2021, penerbangan pertama pada 2022. Produksi dimulai pada 2026.

Saat ini, Angkatan Udara Korea Selatan akan tetap memanfaatkan F-4E Phantom dan F-5E Tiger sampai beberapa tahun ke depan. Skuadron Phantom terakhir yang tersisa sekarang diperkirakan tidak akan pensiun sampai 2022/23.

(Tempo)

0 Response to "Menhan Baru Masih Evaluasi Kerja Sama Pesawat Tempur KFX/IFX "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel