Penerbal Tahun 1960-an : Lengkap, Modern dan Gahar
27 Oktober 2019
Pesawat Fairey Gannet dengan livery TNI AL (image : scn.ru)
Mengenang kejayaan TNI Angkatan Laut adalah membuka kembali sejarah tahun 1960an dimana saat itu Armada Kombatan TNI AL dan Dinas Penerbangan TNI AL (Dispenerbal - nama pada waktu itu) berada pada puncak kejayaannya dan sangat disegani di Asia.
Pada era tahun 1960an Penerbangan Angkatan Laut diperkuat oleh tujuh Skuadron Udara
dimana sampai saat ini jumlah skuadron dan tipe pesawat yang dipunyai TNI AL belum dapat menyamai atau bahkan melampauinya.
Penerbangan Angkatan Laut bertugas untuk mendukung operasi Angkatan Laut, baik untuk operasi tempur, operasi SAR maupun operasi bantuan kemanusiaan. Penerbangan TNI AL mempunyai enam fungsi yaitu :
1. Peperangan anti kapal selam
2. Peperangan anti kapal permukaan
3. Pengamanan laut terbatas
4. Intai maritim
5. Pendaratan pasukan darat lintas helikopter
6. Dukungan logistik cepat
Berikut ini adalah Skuadron Udara yang dimiliki oleh Angkatan Laut pada tahun 1960-an dimana kekuatan Penerbangan Angkatan Laut cukup lengkap, modern dan gahar.
Skuadron Udara 100/Anti Kapal Selam
Pesawat anti kapal selam Gannet AS4 (photo : TNI AL)
Pada awal tahun 1960 rombongan pertama pesawat Fairey Gannet tiba di tanah air. Dari 18 Gannet yang dimiliki TNI AL, sebanyak 16 unit merupakan tipe AS4 atau versi antikapal selam (ASW) sedangkan dua unit yaitu model T5 merupakan pesawat versi latih.
Untuk tipe AS4 yang perannya sebagai pemburu kapal selam, pesawat dilengkapi dengan torpedo yang tersimpan dalam bomb bay di perut pesawat yang terlihat gendut.
Skuadron Udara 200/Angkut VIP (dan Latih)
Pesawat Volaircraft Grand Commander 500 (photo : TNI AL)
Skuadron 200 pada mulanya diperuntukkan sebagai Skuadron Angkut VIP namun dalam perjalanan kemudian berubah menjadi Skuadron Latih.
Untuk fungsi pesawat angkut VIP, skuadron ini diperkuat dengan pesawat udara yang dibeli dari Amerika Serikat yaitu sebuah pesawat angkut VIP Volaircraft (Rockwell) Grand Commander 500.
Pesawat latih Darter Commander (photo : TNI AL)
Untuk fungsi latih, skuadron ini diperkuat dengan empat buah pesawat latih dasar buatan Amerika Serikat jenis Darter Commander 100 yang juga dibuat oleh Volaircraft/Aero Commander.
Skuadron Udara 300/Angkut Taktis
Pesawat amfibi UF-2 Albatross (photo : david taylor)
Bersamaan dengan pembelian pesawat dari Amerika Serikat, yaitu Grand Commander, Darter Commander, serta Dakota, dilakukan juga pembelian atas dua buah pesawat amfibi jenis Grumman Albatross HU-16/UF-2.
Mengingat fungsinya yang berbeda dan spesifik maka untuk pesawat amfibi Albatross ini dibuatkan skuadron tersendiri yaitu Skuadron Udara 300.
Skuadron Udara 400/Pendaratan Vertikal
Helikopter Mil Mi-4 ALRI (photo : anggerabiyyu)
Gelombang pembelian helikopter dari Uni Sovyet, untuk Angkatan Laut juga turut kebagian berupa 14 buah helikopter jenis Mil Mi-4 Hound. Dari sejumlah tersebut sebanyak sembilan buah merupakan tipe helikopter anti kapal selam, sedangkan sisanya lima buah helikopter angkut sedang dan helikopter VIP.
Helikopter Allouette II ALRI (photo : TNI AL)
Pembelian helikopter juga dilakukan terhadap produk Prancis berupa tiga buah helikopter angkut serba guna Aerospatiale Allouette II, heli ini juga dapat dipergunakan untuk fungsi latih.
Skuadron Udara 500/Pembom Torpedo
Pesawat pembom torpedo Il-28 (photo : skuad600)
Angkatan Laut juga menerima 12 buah pesawat udara Ilyushin Il-28, pesawat dengan kode NATO sebagai Beagle ini merupakan medium bomber, dan Angkatan Laut memfungsikannya sebagai pembom torpedo.
Dari jatah 12 buah pesawat Il-28 untuk Angkatan Laut, 10 unit merupakan jenis Il-28T yang murni dirancang sebagai pesawat pembom torpedo, sedangkan sisanya 2 unit berupa jenis Il-28U yang tidak dipersenjatai dan berfungsi sebagai pesawat latih.
Skuadron Udara 600/Transport
Pesawat C-47 Dakota (photo : intisari)
Skuadron ini dibentuk untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Laut atas fungsi pesawat untuk keperluan logistik, penerjunan dan transportasi.
Untuk skuadron ini, Angkatan Laut mengumpulkan pesawat Douglas C-47 Dakota dari beberapa negara, dua buah dari Belanda, tiga buah dari Amerika, serta dua buah dari Australia, total 7 pesawat jenis C-47 berhasil dimiliki.
Skuadron 900/ Perawatan dan Pemeliharaan
Saat ini skuadron ini berganti nama menjadi Fasharkan Pesud kepanjangan dari Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Pesawat Udara, dengan tugas pokok melaksanakan pemeliharaan terhadap berbagai pesawat udara yang dimiliki Penerbangan TNI-AL, baik pesawat bersayap tetap maupun berbaling-baling.
Sekarang ini Puspenerbal mengoperasikan Skuadron 200 Latih Terbang, Skuadron 400 Anti Kapal Selam, Skuadron 600 Angkut Taktis, Skuadron 800 Patroli Maritim dan Fasharkan Pesud. Ada penambahan skuadron berupa Skuadron Patroli Maritim, namun demikian ada tiga skuadron yang berkurang yaitu Skuadron Angkut Taktis, Skuadron Pendaratan Vertikal dan Skuadron Pembom Torpedo.
Pada periode tahun 60-an tersebut terlihat bahwa untuk melawan kapal selam, Angkatan Laut dapat menggunakan 3 jenis alutsista yang berupa pesawat Gannet AS4, helikopter Mi-14 Hound dan pembom torpedo Il-28 Beagle, ketiganya berasal dari skuadron yang berbeda. Satu dekade ke depan belum tentu skuadron-skuadron tersebut pulih kembali.
(Defense Studies)
Pesawat Fairey Gannet dengan livery TNI AL (image : scn.ru)
Mengenang kejayaan TNI Angkatan Laut adalah membuka kembali sejarah tahun 1960an dimana saat itu Armada Kombatan TNI AL dan Dinas Penerbangan TNI AL (Dispenerbal - nama pada waktu itu) berada pada puncak kejayaannya dan sangat disegani di Asia.
Pada era tahun 1960an Penerbangan Angkatan Laut diperkuat oleh tujuh Skuadron Udara
dimana sampai saat ini jumlah skuadron dan tipe pesawat yang dipunyai TNI AL belum dapat menyamai atau bahkan melampauinya.
Penerbangan Angkatan Laut bertugas untuk mendukung operasi Angkatan Laut, baik untuk operasi tempur, operasi SAR maupun operasi bantuan kemanusiaan. Penerbangan TNI AL mempunyai enam fungsi yaitu :
1. Peperangan anti kapal selam
2. Peperangan anti kapal permukaan
3. Pengamanan laut terbatas
4. Intai maritim
5. Pendaratan pasukan darat lintas helikopter
6. Dukungan logistik cepat
Berikut ini adalah Skuadron Udara yang dimiliki oleh Angkatan Laut pada tahun 1960-an dimana kekuatan Penerbangan Angkatan Laut cukup lengkap, modern dan gahar.
Skuadron Udara 100/Anti Kapal Selam
Pesawat anti kapal selam Gannet AS4 (photo : TNI AL)
Pada awal tahun 1960 rombongan pertama pesawat Fairey Gannet tiba di tanah air. Dari 18 Gannet yang dimiliki TNI AL, sebanyak 16 unit merupakan tipe AS4 atau versi antikapal selam (ASW) sedangkan dua unit yaitu model T5 merupakan pesawat versi latih.
Untuk tipe AS4 yang perannya sebagai pemburu kapal selam, pesawat dilengkapi dengan torpedo yang tersimpan dalam bomb bay di perut pesawat yang terlihat gendut.
Skuadron Udara 200/Angkut VIP (dan Latih)
Pesawat Volaircraft Grand Commander 500 (photo : TNI AL)
Skuadron 200 pada mulanya diperuntukkan sebagai Skuadron Angkut VIP namun dalam perjalanan kemudian berubah menjadi Skuadron Latih.
Untuk fungsi pesawat angkut VIP, skuadron ini diperkuat dengan pesawat udara yang dibeli dari Amerika Serikat yaitu sebuah pesawat angkut VIP Volaircraft (Rockwell) Grand Commander 500.
Pesawat latih Darter Commander (photo : TNI AL)
Untuk fungsi latih, skuadron ini diperkuat dengan empat buah pesawat latih dasar buatan Amerika Serikat jenis Darter Commander 100 yang juga dibuat oleh Volaircraft/Aero Commander.
Skuadron Udara 300/Angkut Taktis
Pesawat amfibi UF-2 Albatross (photo : david taylor)
Bersamaan dengan pembelian pesawat dari Amerika Serikat, yaitu Grand Commander, Darter Commander, serta Dakota, dilakukan juga pembelian atas dua buah pesawat amfibi jenis Grumman Albatross HU-16/UF-2.
Mengingat fungsinya yang berbeda dan spesifik maka untuk pesawat amfibi Albatross ini dibuatkan skuadron tersendiri yaitu Skuadron Udara 300.
Skuadron Udara 400/Pendaratan Vertikal
Helikopter Mil Mi-4 ALRI (photo : anggerabiyyu)
Gelombang pembelian helikopter dari Uni Sovyet, untuk Angkatan Laut juga turut kebagian berupa 14 buah helikopter jenis Mil Mi-4 Hound. Dari sejumlah tersebut sebanyak sembilan buah merupakan tipe helikopter anti kapal selam, sedangkan sisanya lima buah helikopter angkut sedang dan helikopter VIP.
Helikopter Allouette II ALRI (photo : TNI AL)
Pembelian helikopter juga dilakukan terhadap produk Prancis berupa tiga buah helikopter angkut serba guna Aerospatiale Allouette II, heli ini juga dapat dipergunakan untuk fungsi latih.
Skuadron Udara 500/Pembom Torpedo
Pesawat pembom torpedo Il-28 (photo : skuad600)
Angkatan Laut juga menerima 12 buah pesawat udara Ilyushin Il-28, pesawat dengan kode NATO sebagai Beagle ini merupakan medium bomber, dan Angkatan Laut memfungsikannya sebagai pembom torpedo.
Dari jatah 12 buah pesawat Il-28 untuk Angkatan Laut, 10 unit merupakan jenis Il-28T yang murni dirancang sebagai pesawat pembom torpedo, sedangkan sisanya 2 unit berupa jenis Il-28U yang tidak dipersenjatai dan berfungsi sebagai pesawat latih.
Skuadron Udara 600/Transport
Pesawat C-47 Dakota (photo : intisari)
Skuadron ini dibentuk untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Laut atas fungsi pesawat untuk keperluan logistik, penerjunan dan transportasi.
Untuk skuadron ini, Angkatan Laut mengumpulkan pesawat Douglas C-47 Dakota dari beberapa negara, dua buah dari Belanda, tiga buah dari Amerika, serta dua buah dari Australia, total 7 pesawat jenis C-47 berhasil dimiliki.
Skuadron 900/ Perawatan dan Pemeliharaan
Saat ini skuadron ini berganti nama menjadi Fasharkan Pesud kepanjangan dari Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Pesawat Udara, dengan tugas pokok melaksanakan pemeliharaan terhadap berbagai pesawat udara yang dimiliki Penerbangan TNI-AL, baik pesawat bersayap tetap maupun berbaling-baling.
Sekarang ini Puspenerbal mengoperasikan Skuadron 200 Latih Terbang, Skuadron 400 Anti Kapal Selam, Skuadron 600 Angkut Taktis, Skuadron 800 Patroli Maritim dan Fasharkan Pesud. Ada penambahan skuadron berupa Skuadron Patroli Maritim, namun demikian ada tiga skuadron yang berkurang yaitu Skuadron Angkut Taktis, Skuadron Pendaratan Vertikal dan Skuadron Pembom Torpedo.
Pada periode tahun 60-an tersebut terlihat bahwa untuk melawan kapal selam, Angkatan Laut dapat menggunakan 3 jenis alutsista yang berupa pesawat Gannet AS4, helikopter Mi-14 Hound dan pembom torpedo Il-28 Beagle, ketiganya berasal dari skuadron yang berbeda. Satu dekade ke depan belum tentu skuadron-skuadron tersebut pulih kembali.
0 Response to "Penerbal Tahun 1960-an : Lengkap, Modern dan Gahar"
Post a Comment